Saturday, August 18, 2012

NLP: Bahagiakah Anda?


Maxwell suatu ketika pernah dijemput untuk menjadi penceramah bersama isterinya, Margaret di suatu seminar mengenai kebahagiaan. Ceritanya berlaku ketika Margaret sedang menjadi penceramah di salah satu sesi. Seperti biasa, Maxwell duduk di bangku paling depan untuk mendengar.

Di akhir sesi, semua pengunjung bertepuk tangan. Di sesi soal-jawab, seorang ibu mengangkat tangannya untuk bertanya. Ketika diberikan kesempatan, pertanyaan ibu itu seperti ini, "Miss Margaret, apakah suami anda membuat anda bahagia?"

Seluruh ruangan langsung terdiam. Satu pertanyaan yang bagus. Dan semua peserta tertunggu-tunggu jawapan Margaret. Margaret seperti berpikir beberapa saat dan kemudian menjawab, "Tidak!". Seluruh ruangan langsung terkejut. "Tidak," katanya sekali lagi, "Maxwell tidak pernah membuatku bahagia."

Seisi ruangan langsung menoleh ke arah Maxwell. Maxwell juga menoleh-noleh mencari pintu keluar. Rasanya ingin cepat-cepat keluar. Malu!

Kemudian, lanjut Margaret, "Maxwell adalah seorang suami yang sangat baik. Ia tidak pernah berjudi dan mabuk-mabukan, dia setia, selalu memenuhi keperluan saya, baik jasmani maupun rohani. Tapi, tetap dia tidak mampu membuatku bahagia."

Tiba-tiba ada suara bertanya, "Mengapa?"

"Kerana," jawabnya, "tidak ada seorang pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kebahagiaanku selain diriku sendiri."

Dengan kata lain, maksud dari Margaret adalah, tidak ada orang lain yang boleh membuat kita bahagia. Baik itu pasangan hidup kita, sahabat kita, wang kita atau hobi kita. Semua itu tidak mampu membuatkan kita bahagia kerana yang bisa membuat diri kita bahagia adalah diri kita sendiri.

Kita bertanggung jawab atas diri kita sendiri. Kalau kita sering merasa cukup, selalu percaya diri, kita tidak akan merasa sedih. Sesungguhnya pola fikir kita yang menentukan apakah kita bahagia atau tidak, bukan faktor luar.

Bahagia atau tidaknya hidup kita bukan ditentukan oleh seberapa kaya diri kita, seberapa cantik isteri, atau sesukses mana hidup kita. Ini masalah pilihan: apakah kita memilih untuk bahagia atau tidak.

Sumber: Internet

No comments:

Post a Comment